bahan ulangan TI tgl 10 des
Topologi bus: digunakan sebuah kabel tunggal atau kabel pusat di mana seluruh workstation dan server dihubungkan.
Keunggulan topologi Bus adalah pengembangan jaringan atau penambahan workstation baru dapat dilakukan dengan mudah tanpa mengganggu workstation lain.
Kelemahan dari topologi ini adalah bila terdapat gangguan di sepanjang kabel pusat maka keseluruhan jaringanakan mengalami gangguan.
topologi Star, masing-masing workstation dihubungkan secara langsung ke server atau hub.
Keunggulan dari topologi tipe Star ini adalah bahwa dengan adanya kabel tersendiri untuk setiap workstation ke server, maka bandwidth atau lebar jalur komunikasi dalam kabel akan semakin lebar sehingga akan meningkatkan unjuk kerja jaringan secara keseluruhan. Dan juga bila terdapat gangguan di suatu jalur kabel maka gangguan hanya akan terjadi dalam komunikasi antara workstation yang bersangkutan dengan server, jaringan secara keseluruhan tidak mengalami gangguan.
Kelemahan dari topologi Star adalah kebutuhan kabel yang lebih besar dibandingkan dengan topologi lainnya.
topologi Ring semua workstation dan server dihubungkan sehingga terbentuk suatu pola lingkaran atau cincin. Tiap workstation ataupun server akan menerima dan melewatkan informasi dari satu komputer ke komputer lain, bila alamat- alamat yang dimaksud sesuai maka informasi diterima dan bila tidak informasi akan dilewatkan.
Kelemahan dari topologi ini adalah setiap node dalam jaringan akan selalu ikut serta mengelola informasi yang dilewatkan dalam jaringan, sehingga bila terdapat gangguan di suatu node maka seluruh jaringan akan terganggu.
Keunggulan topologi Ring adalah tidak terjadinya collision atau tabrakan pengiriman data seperti pada topologi Bus, karena hanya satu node dapat mengirimkan data pada suatu saat.
Kabel lan
Straight: po, o, ph, b, pb, h, pc, c
Crossover: ph, h, po, b, pb, o, pc, c
Perangkat lan: HUB/router, kabel utp, modem,
Download: mentrasfer data dari internet ke komputer/media penyimpan data
Upload: mentransfer data dari komputer/media penyimpan data ke internet
url: uniform resource locator (alamat dari dari sebuah halaman web)
browsing: kegiatan menjelahin alamat-alamat web
website: halaman web yang berisi informasi dan berbagai konten seperti gambar, music
www: world wide web
05.22 | Label: olimpiade komputer | 0 Comments
Transparansi, Koordinasi, dan Kepercayaan
Transparansi,koordinasi,dan kepercayaan; beberapa kata yang sangat penting dalam suatu organisasi. ketiga hal tersebut sangat berpengaruh pada berkembang tidaknya atau berhasil tidaknya kegiatan organisasi. Banyak organisasi yang melalaikan semua atau salah satu dari hal tersebut yang akhirnya membuat organisasi tersebut tidak padu dan akhirnya mengalami perkembangan yang stagnan. sekolah pun dapat dianalogikan sebagai sebuah organisasi. Hal ini dapat dilihat dari kemajuan yang diperlihatkan oleh sekolah tersebut. Sekolah yang memiliki ketiga hal diatas akan memperlihatkan kemajuan yang signifikan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Namun sebaliknya, sekolah yang tidak membina sikap itu akan tertinggal bahkan disalip oleh sekolah yang umurnya lebih muda
Mengapa ketiga hal itu menjadi begitu penting bagi sekolah?
hal ini karena dalam sebuah sekolah terkandung beberapa elemen penyusun yang satu sama lainnya memiliki peran yang sama pentingnya. Kepala sekolah, guru, pegawai, osis, siswa semuanya harus kompak dalam menjalin kerja sama demi membawa sekolah ke arah kemajuan.
sebagai sebuah contoh:
1 bulan lagi sekolat T akan merayakan ulang tahunnya, kepala sekolah T berinisiatif untuk mengadakan kegiatan lomba - lomba dengan tujuan untuk menggaet siswa - siswi smp yang memiliki kemampuan akademis diatas rata - rata. Berhubung di sekolah T ini memiliki beberapa klub sains dengan bidangnya masing - masing, pak kepala sekolah pun meminta klub tersebut untuk meng"handdle" lomba sesuai dengan bidangnya. Aggota klub pun merespon dengan sangat antusias terutama para "founder" yang ingin klub yang mereka rintis sejak mulai bersekolah tetap eksis dengan anggota - anggota yang berkualitas.
Proposal mulai disiapkan dengan berbagai kelengkapannya, namun masalah mulai terjadi. Sekolah yang awalnya meminta bantuan malah bergerak sendirian dan tiba - tiba sudah meyebarkan surat proposal lomba ke smp - smp. Jadilah anak-anak klub marah dan kecewa. Kegiatan yang awalnya berniat baik inipun akhirnya berantakan karena ulah sekolah yang tidak mau kooperatif dan informatif dalam kordinasi kegiatan padahal anak - anak klub lebih tahu teknis pelaksaan lomba karena sudah sering mengikuti lomba
dengan melihat contoh diatas kita bisa melihat bahwa sekolah bukan sekedar organisasi top down yang pelaksanaan setiap kegiatan dan perjalanan hanya akademisnya hanya ditentukan oleh kepala sekolah dan guru saja. Terkadang partisipasi siswa memegang peranan sangat penting dalam kemajuan sekolah. Hal ini disebabkan karena kreatifitas dan idealisme jiwa muda para siswa dapat membuat suatu hasil yang terkadang tidak disangka sangka oleh kepala sekolah dan guru. Layaknya sebuah peternakan, siswa ibarat kuda-kuda di padang rumput yang luas, mereka dapat berlari sekencang mungkin dan berusaha mengeksplorasi segala hal, dalam hal ini kepala sekolah dan guru merupakan gembala yang harus menjaga mereka agar keluar dari area padang rumput tersebut
-maaf jika tulisan ini masih kurang rapi, jika ada kesempatan akan saya edit lagi-
03.57 | Label: free writing | 1 Comments
kumpulan soal TOKI 97-03
hello toki mania, ini ada soal lagi, mumpung OSK msi lumayan jauh, soal ini mungkin bisa jadi bahan latian.
klo mau download, tinggal klik disini
05.15 | Label: olimpiade komputer | 3 Comments
pendidikan berbasis life skill
Seorang siswa sering dimarahi gurunya karena kurang memperhatikan ketika pelajaran sedang berlangsung. Hal ini ternyata disebabkan bukan karena dia merupakan siswa yang malas ataupun terlibat dalam pergaulan negatif. usut punya usut, ternyata ia bosan karena terus menerus hanya dicekcoki oleh rumus dan berbagai tetek - bengek yang tidak jelas pengaplikasiannya dalam kehidupan.
Dalam berbagai media baik media massa maupun elektronik sering terlihat berbagai berita mengenai pentingnya penerapan dan pendidikan life skill dalam proses pendidikan. Namun kenyataanya masih jauh panggang dari arang. Mulai dari kurikulum yang berganti - ganti dengan cepat namun tidak ada dampak signifikan yang diperlihatkan bahkan seakan - akan dapat dikatakan bahwa perubahan yang terjadi hanya sebatas perubahan nama saja. Hal ini diperparah lagi oleh tingkah para guru yang masih saja memiliki pemikiran bahwa nilai ulangan dan penguasaan isi buku merupakan poin terpenting dalam belajar. Masih sangat sedikit guru yang memiliki pemikiran bahwa masih ada hal yang lebih penting daripada sekedar nilai ulangan yang sempurna dan keberhasilan menghapal isi buku. Kegiatan yang bersifat praktikal dan implementatif masih sangat jarang ditemui. Seperti contoh guru fisika yang hanya mementingkan nilai yang diperolehnya daripada kemampuan siswanya untuk menerapkan ilmu fisika tersebut di kehidupan nyata sehari - hari. Hal ini menyebabkan banyak siswa yang terdoktrin olh pendidikan berorientasi nilai. Meraka lebih bangga mendapat nilai ulangan yang besar dengan berbagai cara (termasuk les di tempat guru, menyontek, dll). Padahal dengan nilai ulangan itu mereka belum tentu bisa menerapkan ilmunya seperti membuat katrol atau menerapkan prinsip lengan beban ketika ingin memindahkan atau mengangkat benda berat. Jadilah siswa - siswa yang telah lulus menjadi merasa bahwa pendidikan yang telah mereka lalui dalam waktu yang lumayan lama dan biaya tinggi kurang memberikan dampak nyata bagi kehidupannya selain selembar ijazah yang digunakan untuk melamar kerja.
Sayang seribu sayang, budaya yang sudah melekat memang sulit untuk diubah. Namun tiada suatu perubahan tanpa perjuangan. Semoga semua kalangan yang berkecimpung di dunia pendidikan turut berjuang demi meningkatnya kualitas pendidikan di Indonesia sehingga anak yang menjadi ilustrasi diatas kembali menemukan semangat dan manfaat dari ilmu yang ia pelajari.
01.19 | Label: free writing | 0 Comments
CATUR WARNA DAN KASTA DALAM DUNIA KERJA MASA KINI
Pernahkan kalian mendengar kata warna dan kasta? Saya kira kalian sudah biasa mendengar kata – kata tersebut dalam kehidupan sehari – hari. Kedua kata tersebut sudah sangat lekat dalam kehidupan masyarakat di Bali bahkan sejak jaman kerajaan beratus – ratus tahun yang lalu. Namun hingga sekarang masih kerap terjadi berbagai polemik yang disebabkan oleh warna dan kasta tersebut.
Warna merupakan kata yang berasal dari bahasa sansekerta yang berarti pilihan. Warna terdiri dari empat bagian sehingga di bali sering disebut dengan catur warna. Jika digabungkan catur warna berarti empat pilihan bagi setiap orang terhadap profesi yang cocok untuk pribadinya.
Masing – masing bagian dari catur warna adalah:
1. brahmana warna yaitu individu yang berkecimpung di bidang kerohanian
2. ksatrya warna yaitu individu yang memiliki keahlian dalam memimpin suatu masyarakat dan organisasi
3. wesya warna yaitu individu yang memiliki keahlian dalam bidang pertanian dan perdagangan
4. sudra wesya yaitu individu yang meiliki keahlian dalam bidang pelayanan atau membantu
Dalam (Bhagawad Gita XVIII.14) dikatakan bahwa:
”Oh, Arjuna tugas-tugas adalah terbagi menurut sifat dan watak kelahirannya sebagai halnya Brahmana, Ksatrya, Vaisya, dan juga Sudra”.
Dari sana dapat dilihat bahwa setiap orang yang lahir ke dunia sudah dibekali dengan kelebihan dan keahliannya masing-masing dalam rangka mencapai tujuan dari catur purusha artha yaitu dharma ,artha , kama, dan moksa.
Namun dalam implementasinya dalam kehidupan nyata, masih banyak orang yang merasa enggan mengambil dan melaksanakansuatu pekerjaan padahal terang – terangan terlihat bahwa orang tersebut memiliki bakat dan kemampuan dalam bidang tersebut. Banyak alasan yang menjadi dalih untuk menghindari hal tersebut, mulai dari gengsi, tipe pekerjaan yang kurang bonafide hingga masalah kesesuaian dengan kasta.
Hal ini membuat jumlah pengangangguran terus membengkak setiap tahunnya padahal sebenarnya banyak sekali terdapat peluang – peluang yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Sebagai contoh di pulau kita sendiri, Bali. Kini jumlah remaja Bali yang menganggur semakin banyak padahal dilain pihak banyak pendatang – pendatang yang mengadu nasib di bali dan sukses meningkatkan taraf hidup.
Hal ini dikarenakan karena karakter orang bali kebanyakan yang cara pandangnya masih sempit di era globalisasi ini. Sikap priyayi terus dipelihara dari generasi ke generasi. Salah satu contohnya tercermin dari sebagian besar remaja bali kini yang setelah menamatkan pendidikannya berlomba – lomba untuk mencari pekerjaan sebagai PNS ataupun di sektor formal lainnya, padahal secara intelegensia dan kemampuan sama sekali tidak memenuhi syarat. Sebaliknya sektor – sektor nonformal seperti pedagang makanan dan ahli/tukang bangunan sangat jarang diminati oleh remaja kini. Keadaan ini diperparah lagi oleh pandangan dari kalangan orang tua terutama yang berasal dari kasta tinggi yang selalu memandang rendah ketika anaknya tidak berprofesi seperti yang mereka kehendaki.
Sebagai contoh, seorang anak dari kasta kstria selalu diharapkan untuk menjadi seorang pejabat atau ahli pemerintahan dan hukum. Mereka tidak diharapkan untuk menjadi seorang pedagang ataupun bidang non formal lainnya.
Permasalahan ini terjadi karena masih kaburnya perbedaan antara warna dan kasta di bali. Banyak orang beranggapan bahwa warna dan kasta merupakan hal yang sama. Padahal sebenarnya kedua hal tersebut saling bertolak belakang. Catur warna membagi masyarakat menjadi empat kelompok profesi secara paralel horizontal. Warna ditentukan guna dan karma seseorang. Jadi warna ditentukan oleh sifat, bakat, perbuatan seseorang. Sedangkan kasta ditentukan oleh garis keturunan leluhur.
Alangkah bahagianya jika kita dapat bekerja tanpa dengan gembira sesuai bakat dan minat yang kita miliki tanpa dibatasi oleh ikatan garis keturunan leluhur. Dalam Bhagawadgita IV, 13 dikatakan
”Catur Warna kuciptakan menurut pembagian dari guna dan karma (sifat dan pekerjaan). Meskipun Aku sebagai penciptannya, ketahuilah Aku mengatasi gerak dan perubahan.
Orang dapat mengabdi sebesar mungkin menurut pembawaannya. Disini ia dapat melaksanakan tugasnya dengan rasa cinta kasih dan keikhlasan sesuai dengan ajaran agama Hindu.
Jadi rekan – rekan sekalian, marilah kita mulai melaksanakan segala jenis pekerjaan yang sesuai dengan minat dan kemampuaan kita. Marilah kita sebagai generasi muda memberi pengertian kepada yang tua dan kemudian menjadi pelopor dalam kemajuan masyarakat Bali. Karena jika rasa gengsi, malu, kekangan kasta itu masih dipupuk niscaya sebentar lagi kita akan tergilas laju globalisasi. Biarlah kasta hanya sebatas garis keturunan leluhur semata tanpa ada sangkut pautnya dengan pekerjaan yang kita minati dan jalankan.
Demikianlah yang dharma wacana yang dapat saya sampaikan untuk hari ini. Jika ada kata – kata saya yang kurang berkenan mohon dimaafkan.
Saya tutup dengan parama santhi
Om santih santih santih om
22.21 | Label: free writing | 2 Comments
Soal OSP TOKI 2007
halo... halo....
bagi teman - teman yang hobi mengikuti lomba komputer, ini ada soal nie
Soal OSP TOKI 2007 bisa di download disini
18.47 | Label: olimpiade komputer | 0 Comments
The Creator

- ☻BAYULTIMATE☻
- Lahir di Denpasar tanggal 10 Februari 1992 dengan nama I Gusti Ngurah Agung Bayu Ditaprawira. Sejak kecil sangat hobi dengan berbagai hal berbau komputer dan elektronika. Kini sedang berkuliah di ITS jurusan teknik informatika